Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tutup dan Akhiri

Halo Semesta! Hari ini aku menyadari sesuatu. Setahun sudah aku memerhatikan, menjalani. Atas apa yang aku tulis sejak setahun yang lalu, aku semakin sadar bahwa.. ia bukanlah orangnya. Semakin aku mencoba berpaling, semakin aku tidak menemukan apa-apa. Kemudian jawabannya kembali mendaji, "memang tidak ada yang bisa menggantikan Sirius". Aku seperti.. terlanjur membentuk tolok akur, yaitu seperti Sirius. Memang yang seperti itu yang aku suka, entah mengapa. Aku juga sadar, tidak akan mudah menemukan yang seperti Sirius kemudian menghampiri seseorang seperti aku yang tidak bisa apa-apa ini.  Musyawarah akhir periode kemarin selama beberapa hari menunjukkan bahwa, entahlah.. aku jadi kecewa saja. Ke mana sosok hebat yang ada di diri koordinator Acara yang sering diceritakan. Aku menunggu sekali adegan itu. Tidak bisakah tunjukkan kepadaku dan di hadapan yang lain. Bukannya ini satu-satunya jadi pilihanmu? Kenapa tidak, bahkan bersuara untuk sekadar bertanya saja tida...

Hello

Masih bisa terngiang di kepalaku nada bicaranya saat mengucapkan kata "hello". Bukan, itu sama sekali bukan sapaan. Mulai dari sejak lama, hampir setahun? Oh sepertinya belum. Ia memasukkan kode sidik jarinya di handphoneku. Ada tulisan "Jangan dihapus!!!" di daftar sidik jari. Ia dapat membuka handphoneku yang terkunci. Fakta itu membuat aku tersenyum selama mengingatnya. Aku juga melakukan hal yang sama, di handphone lamanya. Bedanya, aku izin dulu waktu masukkinnya. Tapi ia sepertinya tidak terlalu peduli juga. Masih aja kaget, "loh kok bisa buka?" pas aku buka kunci handphonenya. Dasar. Makin ke sini, ia terkadang mengambil dan memainkan handphoneku sesukanya (kalau pas kegeletak gak kepake ajasi). Ia penasaran dengan beberapa aplikasi yang mungkin agak aneh baginya. Pernah ngebongkar isi aplikasi gambarku, Paper . Ada folder yang isinya gambar gajelas menuju dark gitu -.- galau-galau geblek. Main game 2048 versi kota, dan paling buka tutup a...

Takut

Halo. Hampir saja aku melewatkan satu list bulan. Oktober ini.. aku merasa sangat sangat sering bertemu dengan seseorang. Ini tepat satu tahun sejak aku menyadari bahwa keberadaannya di duniaku jadi teramat penting. Tepat satu tahun yang lalu saat aku sering ke tepian waduk, sendirian dalam kehampaan. Berharap ia tiba-tiba saja muncul. Tahun ini tidak jauh berbeda, aku tetap ke tempat itu sendiri. Tetap berharap ia muncul. Namun, bedanya dalam keadaan takut, “apakah ia tidak bosan selalu melihatku? Selalu bertemu dan berbincang denganku?”.  Aku bisa saja bertemu dengannya tadi. Tapi, aku takut akan kenyataan bahwa sebenarnya keberadaanku tidak terlalu diinginkan olehnya.

Tidak Sengaja

Padahal kemarin, di hari pertama puasa aku sudah membayangkan akan bertemu secara tidak sengaja sosok Sirius di lapak penjualan kue-kue berbuka daerah malioboro atau keraton. Soalnya sehari sebelum itu aku melihat beberapa foto menunjukkan bahwa ia sedang berada di sini. Namun, sejak dulu seperti itu. Tidak ada satu pun bayangan bodohku tentangnya yang benar-benar terjadi. Sekali terlalu berharap, tetap terlalu berharap. Sampai kapanpun itu. Mungkin sampai aku benar-benar lupa. Namun, keesokan harinya, tebak apa? Tepat tadi sore, aku mendatangi dua tempat penjualan kue untuk riset. Tempat yang sekiranya menyajikan banyak kue dan ramai dikunjngi. Tempat pertama aku tidak menemukan yang menarik untuk difoto. Tempat kedua, aku dan temanku terjebak hujan dan menunggu reda hampir satu jam. Begitu reda, kami ke tempat kedua. Aku bertanya sekali lagi, tebak apa yang terjadi? Bukan, bukan Sirius. Secara tidak sengaja aku bertemu dengannya! Siapa? Itu.. ia yang sangat baik, dan begitu tenan...

Buku

Terkadang aku sulit untuk membadakan mana yang sudah terjadi, mana yang hanya khayalanku saja. Terkadang ingatanku cepat meluap. Tidak ingat apa-apa lagi, padahal merupakan kenangan bahagia. Aku menulis agar ingatan itu tidak hilang tanpa sisa. Aku takut jika ingatan akan hari-hari menyenangkan dalam hidupku tidak bisa dipanggil lagi. Untuk itu aku berusaha mem backup hampir setiap hari pengalaman dalam hidupku. Tentunya, yang menyenangkan dominan. Aku tulis sedetail yang aku ingat. Jika itu ingatan yang tidak perlu diingat seperti tentang kemarahan, kecewa, cemburu, aku meninggalkannya. Bersyukur jika melupakannya. Namun tidak dengan kenangan sedih. Emosi negatif setiap orang berbeda akan keluar seperti apa. Kalau aku, sedih. Jika terdapat pelajaran yang dapat diambil, atau sudah tidak tahu harus lari ke mana, aku menuliskan sebagai petuah bagi diriku sendiri dengan kalimat tersirat. Aku memulai semua itu sejak SMP. Kelas 2 mungkin. Aku menamainya Tweet Book . Karena aku bisa ...

Bintang Laut!

Video berdurasi hampir enam menit itu membuatku tersenyum tiap kali memutarnya. Aku tahu, tepian pantai itu telah menyimpan miliyaran kisah sejak zaman dahulu kala. Manusia silih berganti datang dan pergi. Pada akhirnya tiba giliranku menginjakkan kaki di permukaan pasir nan lembut itu. Aku tidak sendiri. Ada teman-teman yang membuat pantai lebih berwarna. Terlebih, ada kehadiranmu yang membuat tepian pantai gelap seolah benderang dengan sendirinya. Angin yang menusuk juga tidak ada apa-apanya jika disandingkan dengan hangatmu.  Bintang yang bertabur di langit maupun di balik bebatuan karang seolah menjadi saksi. Semoga saja pesanku tersampaikan.

Akankah Bintang Terganti

Tidak sengaja aku bertemu sobatku di masjid kampus. Sering sekali aku berjumpa dengannya secara tidak sengaja, tidak di kota SMA, tidak di tempat kuliah-yang bahkan masih seprodi saja sulit untuk bertemu- dengannya, sering sekali. Entah magnet jenis apa yang membuat aku sering sekali tidak sengaja bertemu dengan sobatku yang satu ini. Padahal ya, jika dikomparasikan antara jadwal agendaku dengannya jelas lebih padat ia. Bisa-bisanya. Beberapa pertemuan tidak hanya berhenti di, "halo", kemudian "eh, kamu, aku duluan ya". Tidak. Seperti hari Senin lalu, dari masjid kami jadi bareng ke perpus. Tujuanku setelah dari masjid memang mau ke perpus, dia ngikut. Baiklah, paling tidak aku jadi tidak sendiri. Di sana kami bersua dalam kesibukan menghadap laptop masing-masing. Aku mengerjakan tugas, ia belajar. Berjam-jam kami di sana, ternyata satu sobat SMA lainnya juga sedang di perpus. Aih, tidak perlu ternyata aplikasi Zenly untuk mempertemukan kami secara tidak sen...

Pelataran Jalanan Membagi Kisah

Adalah tentang perjalanan saat bercengkrama riang bersama. Perjalanan membosnkan adalah nol besar, di mana berbagi menjadi yang utama. Di antara berbagai posisi, kenapa kamu memilih untuk berada di sisiku? Aku datang bersama ia, kamu tidak biarkan saja ia tetap di sisiku? Apa hal yang mendasarimu untuk berbelanja oleh-oleh di tempat yang tak jauh dari lokasi tujuanku? Kenapa kamu meneleponku kemudian menanyakan posisi? Kenapa kemudian kamu menemuiku? Kenapa kemudian kamu berjalan di sampingku? Kenapa kamu .. Di luar semua itu, aku bersyukur dan sangat bahagia. Dari milyaran kemungkinan yang akan terjadi dalam hidup, pilihan itu yang terjadi. Pilihan itu yang kamu atau aku serta orang di sekitar kita pilih. Hingga akhirnya menjadi memori indah. Aku tersenyum tiap kali mengingatmu. Senyum.. yang teramat lebar.

Tahun 2019 tentang 2018

Ini adalah postingan pertama di 2019. Sudah masuk hari ketiga, sudah masuk hari-hari UAS. Lalu, apa yang akan aku tulis di sini? Hm, bagaimana kalau sedikit merangkum tahun 2018. Baiklah.. Awal tahun 2018 aku dan keluarga berlibur tahun baruan di Kuching, Malaysia. Banyak orang Kalimantan Barat yang berlibur ke sana, termasuk aku. Menyenangkan. Salah satu rumah makannya menyetel lagu Indonesia yang sempat viral di pertengahan 2017, Surat Cinta Untuk Starla. Sumpah itu lagu bertebaran pas aku di Jogja, di kelas pas di Pontianak juga, eh, ternyata pas ke negeri orang juga. Setelah libur semester selesai, aku masuk semester akhir di SMA. Ujian pun mulai deras mengguyurku. Parahnya, aku yang malas belajar ini bukannya sadar, malah makin malas belajar. Aku merasa pesimis mengejar semua ketertinggalan materiku. Kenapa aku bisa ketinggalan yak? Oh iya, dulu tuh pernah ikut lomba, berderet trus ketinggalan banyak materi. Males banget ngejar. Au ah, bodo amat...