Buku

Terkadang aku sulit untuk membadakan mana yang sudah terjadi, mana yang hanya khayalanku saja. Terkadang ingatanku cepat meluap. Tidak ingat apa-apa lagi, padahal merupakan kenangan bahagia. Aku menulis agar ingatan itu tidak hilang tanpa sisa. Aku takut jika ingatan akan hari-hari menyenangkan dalam hidupku tidak bisa dipanggil lagi.

Untuk itu aku berusaha membackup hampir setiap hari pengalaman dalam hidupku. Tentunya, yang menyenangkan dominan. Aku tulis sedetail yang aku ingat. Jika itu ingatan yang tidak perlu diingat seperti tentang kemarahan, kecewa, cemburu, aku meninggalkannya. Bersyukur jika melupakannya. Namun tidak dengan kenangan sedih. Emosi negatif setiap orang berbeda akan keluar seperti apa. Kalau aku, sedih. Jika terdapat pelajaran yang dapat diambil, atau sudah tidak tahu harus lari ke mana, aku menuliskan sebagai petuah bagi diriku sendiri dengan kalimat tersirat.

Aku memulai semua itu sejak SMP. Kelas 2 mungkin. Aku menamainya Tweet Book. Karena aku bisa bercuit apa saja tanpa takut diketahui maupun dikritisi orang orang. Enam tahun sudah aku menjalankannya. Telah menjadi kebiasaanku. Jika ditotal ada 6 buku yang sudah aku habiskan. Sudah penuh dengan tulisan. Sekarang baru memulai lembaran awal buku selanjutnya (7). Aku namai buku ke-6: Di Sudut Pontianak (dari Yogyakarta). Tidak salah buku ke-6? Tidak, soalnya ada satu buku kecil yang aku namai buku ke-3,5. 

Entah akan sampai berapa jumlah buku yang aku tulis nanti. Itu adalah hal menyenangkan. Aku suka. Apalagi membaca adegan yang sudah tidak terbayangkan dalam kepalaku, namun begitu membacanya aku jadi bisa mengingatnya kembali. Aku sangat terbantu.

Sering aku berpikir dan mencari-cari, apa saja yang telah aku lewati? Sepertinya banyak hal yang telah aku lupakan. Begitu membaca buku-buku dengan tulisanku yang agak antik, ingatan itu seperti kembali. Ternyata aku pernah melakukan hal hebat. Bersama orang-orang terbaik.

Mungkin semua bukuku dapat menjadi mesin waktu untuk kembali ke masa lalu. Aku tidak sabar untuk menunjukkan semua yang aku tulis kepada orang yang teramat aku sayangi kelak. Untuk anak-anakku mungkin.

Aku sering menyebut namanya.. Apakah akan menjadi "ia" di masa depan?

Postingan populer dari blog ini

Perahu Kertas

Kehilangan Satu Paket

Some Photos of My Shots