Perahu Kertas #26

Blog ini isinya bener-bener menggalau mulu. Yaudahdeh daripada dipendem. Aku lagi males nulis di buku cokelat.

Buka Twitter atau Instagram bener-bener bencana. Memang ga tau apa-apa soal kehidupan orang-orang adalah pilihan terbaik. Sekitar seminggu aku deactive Twitter Instagram, terus karena bukber tadi dan pengen liat pesan langsung dari teman sekelas yang hilang, mau ga mau aku aktifkan kembali akun Instagram. Kulihatlah story, byur.. patah hati dalam sekejap. Dari story beberapa akun teman Angkasa, mereka dapet bingkisan lebaran dari Angkasa dan.. teman perempuannya Angkasa.

Aku ga suka.. dengan aku yang merasa seperti ini. Kenapa aku harus merasa seperti ini? Rasanya tidak bisa terima, sakit hati, cemburu. Kenapa orang orang bisa mudah sekali seperti itu? melakukan ini dan itu bersama Angkasa. Apa sih rahasianya? Bagaimana caranya? Kenapa mereka, bahkan teman dekatku sendiri, bisa gitu dengan enaknya minta jemput angkasa, bareng ke sana, ke mari.. sedangkan aku tidak? Kenapa? Kenapa angkasa bisa dengan sukarela seperti bertanggungjawab terhadap semua orang, terus nganterin pulang, malem, sedangkan aku tidak? aku bingung. Angkasa, ntahlah.

Aku jadi males mau ketemu Angkasa besok. Bukan, hari ini berarti. Sudah lewat tengah malam.

Dua hari lalu jam satuan malam, angkasa mengirim pesan, cuma bilang kakaknya mau minjem kamera. Aku kebangun karena notif dari angkasa beda dari yang lainnya. Tapi, sudah. cuma sampai di situ. agh, aku pengen sekali ngobrol sama angkasa. tapi sepertinya manusianya tidak ingin mengobrol lebih lanjut denganku. kenapa aku selalu berpikir negatif? ntah, angkasa selalu menghindari tawaranku. Lebih sering ditolaknya daripada diterima.

Lalu aku bilang, pengen motret. Ditanya motret apa, sembarang kujawab ke tepian. Ditanya lagi kapan, sembarang lagi kujawab nanti sore. Tapi jawabannya ngga bisa, udah dibooking dua hari. Kujawab minggu. Lalu diiyakan. Saat itu aku senang bukan main. Aku pikir ia mau acara bukber. Ternyata, dengan teman perempuannya itu tadi.

Dari pesan hari itu, aku senang sekali. Sudah kusiapkan baju apa yang akan kupakai waktu bertemu dengan angkasa. Berkhayal, menyiapkan topik pembicaraan, seolah angkasa ada di depanku. Tapi, setelah membuka instagram, rasa senangku gugur. Tidak ada gunanya melakukan ini itu atau berusaha untuk bisa bertemu dengan angkasa. ia sepertinya jauh lebih suka yang lain.

sebenarnya tidak ada gunana juga aku berusaha, karena jawabannya adalah tidak. tidak ada gunanya juga aku menyiapkan ini dan itu, karena tidak akan dianggap apa-apa pula. tidak ada gunanya aku berdialog seolah ada angkasa di depanku, tertawa, tersenyum membayangkan betapa bahagianya berada di sisi angkasa. sudahlah, luntur semuanya. entahlah nanti jadi atau tidak, bisa jadi angkasa sudah hilang ingatannya mau bertemu denganku. di hubungan ini, hanya aku yang terlalu berharap. aku terlalu berharap kepada orang yang bahkan dalam kepalanya saja tidak terbesit aku.

rasanya sedih.

*tambahan tulisan miring ini aku tulis tanggal 29 Juli 2022. Plot twist, sekarang aku jadi berteman dengan temannya Angkasa yang satu ini, dan aku suka! Lalu, di hari itu ternyata Angkasa yang menjemput dan mengantarku pulang. Aku sungguh tidak menyangka. Setelah membaca ulang, aku minta maaf karena waktu itu sudah berpikiran buruk.

Postingan populer dari blog ini

Perahu Kertas

Kehilangan Satu Paket

Some Photos of My Shots