Perahu Kertas #6
Halo semesta, yang sedang berkelap.
Tahukah kamu apa yang sedang aku rasakan saat ini? Tentu tidak. Asal kamu tahu, tiba-tiba saja aku merindukan Sirius. Aku tahu ia sudah bahagia di sana. Aku juga tahu, tidak akan terbesit tentangku walau hanya sedetik. Tidak ada gunanya memang.
Untuk mengobati itu semua, seperti dulu, aku akan menuliskan surat untuk Sirius. Bedanya, dulu aku menulis di perahu kertas sungguhan. Kali ini di sini saja. Tolong bantu aku semesta, sampaikan ini kepadanya.
Halo Sirius!
Lama sudah tidak berjumpa. Berapa tahun? Dua lebih kalau tidak salah. Ini akan menjadi rekor. Entah keajaiban seperti apa yang membuatku bisa berjumpa lagi denganmu.
Tahu tidak, kamu selalu membuatku terkejut akan pesan yang datang setiap dua kali dalam setahun. Pesan-pesan itu datang saat aku lupa tentang keberadaanmu. Namun sebaliknya, saat pikiran tentangmu menghampiri, mau berharap bagaimanapun tidak mungkin ada sapaan darimu. Belum waktunya.
Sirius, aku lelah. Aku ingin menghilang dari semua ini. Percuma, orang di sekitarku tidak akan mengerti. Salahku memang tidak berkata seutuhnya, sesungguhnya. Tapi, aku harus bagaimana? Kenapa semua harus aku. Kenapa tidak ada inisiatif. Atau aku memang tidak diharapkan sama sekali.
Sudahlah Sirius, itu saja. Aku harap kita bisa bertemu dalam waktu dekat.
Sekian.
Tahukah kamu apa yang sedang aku rasakan saat ini? Tentu tidak. Asal kamu tahu, tiba-tiba saja aku merindukan Sirius. Aku tahu ia sudah bahagia di sana. Aku juga tahu, tidak akan terbesit tentangku walau hanya sedetik. Tidak ada gunanya memang.
Untuk mengobati itu semua, seperti dulu, aku akan menuliskan surat untuk Sirius. Bedanya, dulu aku menulis di perahu kertas sungguhan. Kali ini di sini saja. Tolong bantu aku semesta, sampaikan ini kepadanya.
Halo Sirius!
Lama sudah tidak berjumpa. Berapa tahun? Dua lebih kalau tidak salah. Ini akan menjadi rekor. Entah keajaiban seperti apa yang membuatku bisa berjumpa lagi denganmu.
Tahu tidak, kamu selalu membuatku terkejut akan pesan yang datang setiap dua kali dalam setahun. Pesan-pesan itu datang saat aku lupa tentang keberadaanmu. Namun sebaliknya, saat pikiran tentangmu menghampiri, mau berharap bagaimanapun tidak mungkin ada sapaan darimu. Belum waktunya.
Sirius, aku lelah. Aku ingin menghilang dari semua ini. Percuma, orang di sekitarku tidak akan mengerti. Salahku memang tidak berkata seutuhnya, sesungguhnya. Tapi, aku harus bagaimana? Kenapa semua harus aku. Kenapa tidak ada inisiatif. Atau aku memang tidak diharapkan sama sekali.
Sudahlah Sirius, itu saja. Aku harap kita bisa bertemu dalam waktu dekat.
Sekian.