Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Perahu Kertas #5

Halo semesta, yang sedang berhembus. Entah apa yang sedang dipikirkan dunia saat ini. Perubahan yang begitu drastis. Seperti impian berkelana sudah sepelemparan batu, kemudian sirna. Tidak seharusnya aku memikirkan hal-hal yang dapat menghancurkan reputasi suatu ekosistem. Sepertinya yang aku pikirkan hanya akan membuat masalah. Sayangnya guratan sendu tawa mulai bergulir jadi sendu saja. Sungguh aku tidak ingin merasa kehilangan dua hal sekaligus. 

Perahu Kertas #4

Halo semesta, yang sedang berawan. Hari ini adalah hari ulang tahun Angkasa. Di tanggal yang spesial ini aku ingin menceritakan hari yang menurutku seru parah bareng Angkasa. Tapi kalau dipikir, hari-hariku bersama Angkasa selalu menyenangkan. Sebut saja ini salah satu nominasi terbaiknya. Di Sabtu pagi yang indah untuk rebahan hingga seharian penuh.. Angkasa tiba-tiba mengirim pesan di grup. Mengajak ikut ke sekretariat untuk menyambut tamu lembaga kampus lain dari luar kota. Dua anggota grup menolak karena harus mengerjakan tugas atau entah aku lupa. Grup itu isinya empat orang. Dua tidak bisa, otomatis sisa aku. Kejadian hanya aku yang bisa ikut ini cukup sering terjadi, terkadang juga sebaliknya. Saat aku yang mengajak, hanya Angkasa yang bisa. "Ada yang harus dilakukan juga kah?" tanya Angkasa padaku. Sejujurnya tidak, tapi aku masih tidak tega untuk menerima kenyataan bahwa hari bermalasku akan lenyap begitu saja. Tahu jawabanku seperti itu, stiker andalan ...

Perahu Kertas #3

Halo semesta, yang sedang bahagia. Aku ingin melanjutkan cerita saat berada di kafe Hyra. Setelah menertawakan keadaan, entah kenapa aku jadi mengajarkan Angkasa cara mengirim email ke diri sendiri di masa depan. Menggunakan link  https://www.futureme.org/ . Hilang sudah agenda utama mengerjakan tugas. Setelah membuka situs itu, akan muncul kotak tempat menulis surat. Sudah ada tulisan " Dear FutureMe, " di kotak tersebut. Itu sifatnya opsional, bisa dihapus. Di bawahnya ada pengaturan kapan kita akan menerima pesan, bisa satu, tiga, hingga lima tahun yang akan datang. Tidak hanya itu, bisa juga menuju ke tanggal yang lebih spesifik. Kolom di bawah tanggal dibiarkan saja agar tetap privat. Di bawahnya lagi adalah kolom untuk memasukkan email tujuan. Sebenarnya kita juga bisa mengirim surat ini kepada orang lain, namun harus melewati satu tahap lagi. Tahap konfirmasi. FutureMe akan mengirimkan email konfirmasi setelah selesai membuat surat. Akan ada email masuk kem...

Perahu Kertas #2

Halo semesta, yang sedang cerah. Aku mulai menyadari, berkelana di Kota Pelajar adalah yang terbaik dalam hidupku hingga detik ini. Nuansanya, budaya Jawa, dan kehangatan yang aku alami membuat setiap langkahku jadi berkesan. Sepertinya entri Perahu Kertas #1-sekian ini akan aku dedikasikan menjadi kumpulan cerita perjalanan di kota tersebut. Alih-alih galau meratapi entah kapan kondisi kembali semula, lebih baik aku mengenang dan mengusir kegalauanku dengan menulis. Kali ini aku ingin menceritakan salah satu kejadian saat aku dan Angkasa menulis berita liputan. Suatu sore kami janjian untuk menulis berita di kafe bernama Hyra. Bangunannya dicat putih tingkat dua. Tidak terlalu besar, seperti bangunan ruko namun dengan dekorasi modern. Di dinding lantai dua ada lukisan Joker yang cukup ikonik. Angkasa sudah di sana cukup lama. Ia memilih duduk di bangku lantai dua menghadap dinding kaca. Dari bangku itu kita bisa menyaksikan hujan turun. Aku datang terlambat karena hujan lebat...

Perahu Kertas #1

Halo semesta, yang sedang ingar-bingar. Aku pernah berkhayal, kapan ya suatu hari bisa kuliah tapi aku tinggal di rumah bersama ayah, ibu, dan adik. Kemudian itu terwujud. Aku juga pernah berkhayal, kapan ya suatu hari tidak perlu repot-repot pergi rapat ke sekretariat yang waktu tempuhnya nyaris setengah jam. Kemudian itu terwujud, rapat dilakukan secara daring. Tanpa sadar hal-hal yang aku pertanyakan sebelumnya terjawab begitu saja. Aku teringat, suatu hari aku dan seorang teman sedang berjalan di trotoar Jalan Malioboro. Sebut saja nama temanku itu Angkasa. Waktu itu Malioboro seperti biasanya, ramai. Manusia seperti tidak bisa absen memadati jalan itu. Aku dan Angkasa cukup sering ke sana, langganan menghadiri Selasa Wage atau datang karena tugas liputan. Tapi kali ini kami datang untuk mencari sesuatu di pasar barang bekas. Pasar itu hanya buka pada malam hari. Itupun lokasi sebenarnya adalah lapangan tempat parkir yang beralih fungsi. Tiba di sana, sepertinya kami dat...