VEI yang Terabaikan hingga Memunahkan
Apa yang kamu rasakan bila sebuah gunung merapi di pulau yang
jauh dari kediamanmu meletus? Apalagi jika kamu tinggal di pulau Kalimantan
yang tidak terdapat gunung merapi sama sekali, kamu pasti akan tenang-tenang saja
bukan? Tetapi siapa yang menyangka apabila sebuah gunung merapi meledak dengan
skala letusan tertinggi, yaitu 8 VEI dapat menyebabkan kerusakan yang luar
biasa dahsyat bagi kehidupan di dunia.
Besar-kecilnya
letusan gunung berapi diukur lewat volcanic
explosivity index (VEI). VEI pertama kali dikemukakan oleh Chris Newhall
dari U.S. Geological Survey bersama
Stave Self dari Univ. Hawaii pada tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran
relatif dari besarnya letusan gunung berapi yang dihitung dengan skala
logaritmik. VEI dimulai dari skala 0 yang paling ringan, dan secara teknis
tidak memiliki batas atas. Namun, letusan gunung berapi terbesar yang pernah
dicatat adalah skala 8. Jadi, ada Sembilan skala lazim dalam pendekatan VEI.
Sepanjang
sejarah, miliaran letusan gunung berapi pernah terjadi. Sebagian besar di
antaranya hanya letusan kecil, tidak terasa dan tidak terlalu dihiraukan, yaitu
letusan pada skala 0 hingga 3. Kemudian gunung merapi dengan letusan sedang,
sampai sekarang terhitung ada ribuan jumlahnya. Masuk dalam berita televisi
ataupun koran, yaitu letusan pada skala 4-5. Naik lagi, ada ratusan jumlahnya.
Letusan besar yang mulai dicatat, skala 6-7. Letusan ini terjadi setiap siklus
seratus hingga seribu tahun sekali. Terakhir, yang terpampang dalam catatan
sejarah letusan gunung berapi adalah letusan supervolcanic yaitu letusan dengan skala 8. Skala letusan yang
dampakknya dapat mengubah kehidupan.
Kriteria gambaran umum dari VEI terutama
mengacu pada ukuran letusan Kategori (dengan VEI terkait dalam tanda kurung)
adalah: Non-ledakan (0), kecil (1), sedang (2), sedang-besar (3), besar (4),
sangat besar (5), super dasyat (6), humongous (7), dan tidak terlukiskan (8). Ketika Gunung
Krakatau meletus pada tanggal 26 Agustus 1883, letusannya terdengar hingga
ribuan kilometer, menghancurkan 165 desa dan kota di sekitarnya, menimbulkan
tsunami belasan meter, dan menewaskan puluhan ribu penduduk. Letusan Krakatau
masuk dalam skala 6.
68 tahun
sebelum Krakatau, Tambora meletus (1815) dan sejarah mencatat ledakannya
terdengar hingga 1.200 km. Letusannya menyebabkan perubahan iklim dunia, abunya
menutupi langit hingga benua lain, membuat tahun itu dikenal dengan sebutan
“Tahun Tanpa Musim Panas”. Letusan Gunung Tambora masuk skala 7.
Satu di
antara puluhan letusan dengan skala 8 VEI yang pernah terjadi di muka bumi
adalah letusan dari Gunung Toba pada 74.000 tahun sebelum masehi. Gunung
tersebut meletus dengan kekuatan berkali-kali lipat dibanding Tambora. Abu
letusannya menutup separuh lebih permukaan bumi. Selama 6 tahun bumi mengalami
musim dingin (volcanic winter).
Inilah salah satu kejadian supervolcanic.
Karena besarnya letusan tersebut, kawah Gunung Toba sekarang berubah menjadi
danau yang luas. (csp)
Daftar Pustaka
Arofiq.
2015. Volcanic Explosivity Index (VEI),
Apa Itu?. http://www.kompasiana.com/rofiq70/volcanic-explosivity-index-vei-apa-itu_55003f738133110a1afa73ac
(6 Maret 2017)
Liye, Tere.
2016. Hujan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama