Titik (Anda harusnya mengabaikan ini)
Hai. Aku ingin sedikit bercerita tentang, ntah apa. Memang, kalau kita bekerja karena kemauan, akan terasa mudah. Apapun dapat kita lakukan. Tapi, kalau udah gak punya kemauan apapun. Kita gak bakal punya kemampuan.
Terkadang, aku membenci semua apa yang telah aku mimpikan. Terkadang juga, aku terobsesi untuk harus mewujudkan mimpiku. Dan gak jarang, sebagian mimpi itu terabaikan.
Satu mimpi yang begitu menghantar ke masa depan. Cita-cita. Satu yang sangat membuatku terobsesi untuk mewujudkannya. Udah gak jauh lagi. Intinya mau berusaha, kerja keras, dan berdoa. Dan karena ada dua hal yang membuatku jadi pengen banget buat manjat dan mencapai cita-cita itu. Pertama, karena ada mimpi buruk yang menghantui pikiranku. Di mimpi itu tercatat hal yang berbau negatif kalau aku gak bisa sampai ke cita-cita itu. Karena mimpi buruk itu buruk banget buatku, buruk. Kedua, bayangan dalam otakku menggambarkan bagaimana senangnya kalau cita-cita itu terwujud. Tapi dari dua hal itu, tetap optimis.
Semangat juga harus, karena itulah yang mendasari semua kemauan kita. Semangat dari diri sendiri untuk maju. Dan dorongan semangat dari orang lain. Beberapa temanku mendukung. Hanya sekedar. Dukungan dari orang tua, itu juga yang terpanting. Pasti ada. Tapi dorongan yang membuatku benar-benar terdorong untuk mewujudkan dan menjadi lebih bersemangat, tidak ku dapatkan lagi. Kadang, semangat yang ku ciptakan sendiri itu hilang ntah kemana.